Just another free Blogger theme

Andi Sukmayadi. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Cari Blog Ini

Pengikut

Senin, 22 Juni 2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan ( PPL )
PPL merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru sebagai muara dari seluruh program pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). PPL adalah suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan calon guru dan tenaga kependidikan yang professional. Sebagai seorang guru nantinya wajib memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008, kompetensi yang dimaksud mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah kulminatif pada program S1-PGSD  yang membekali mahasiswa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan praktek pembelajaran yang sesuai dengan RPP, keterampilan mengobservasi pembelajaran dan melakukan refleksi serta menyusun laporannya.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) juga dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan disekolah dengan bimbingan oleh dosen/guru pamong yang ditugaskan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.

Dalam rangka pelaksanaan kurikulum di setiap Satuan Pendidikan dikehendaki agar proses pembelajaran dilakukan dan diselengarakan dengan memenuhi prinsip- prinsip tertentu. Dari peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 ditegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan rangsangan yang cukup. Bagi prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan PPL ini akan membawa mahasiswa praktikan untuk menghayati pengalaman belajar yang langsung berkaitan dengan pembentukan kompetensi profesional secara utuh sebagai seorang guru Sekolah Dasar ( SD ). Kompetensi profesional secara utuh terdiri dari 2 aspek kompetensi ( kompetensi akademik dan kompetensi profesional ) yang terintegrasi, sehingga pembentukannya tidak dapat dipisahkan. Kompetensi akademik seorang guru SD yang hendak diwujudkan melalui PPL ini terdiri atas kemampuan:
1.        Mengenal secara mendalam peserta didik SD yang hendak dilayani
2.        Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar lima mata pelajaran di SD
3.        Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
4.        Mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan.
Kompetensi profesional guru SD akan terbentuk melalui penerapan kompetensi akademik tersebut dalam konteks otentik  di SD melalui kegiatan PPL yang dilakukan secara sistematis dan intensif.
PPL dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan dengan dasar pemikiran bahwa kemampuan mengajar itu bersifat kompleks, sehingga tidak mungkin untuk di pelajari dan di kuasai dalam satu kegiatan saja. Adapun tahap-tahap PPL meliputi :
1.        Tahap Orientasi
2.        Tahap Observasi
3.        Tahap Pelaksanaan
4.        Tahap Pelaporan
Pada tahap pengenalan lapangan, mahasiswa praktikan di harapkan dapat mengenal secara langsung kehidupan nyata di sekolah (guru, murid, KBM, jadwal, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, peraturan sekolah, dsb) untuk mengidentifikasi masalah-masalah di sekolah, kemudian menganalisa materi pembelajaran serta menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik. Selanjutnya menyusun perangkat rencana pembelajaran dan mengembangkan materi serta media pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan PPL ini, meliputi lima mata pelajaran  yaitu PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Diharapkan dengan PPL ini, mahasiswa praktikan dapat mengembangkan kemampuan mengajar yang inovatif.
1.2.   Tujuan PPL
Pada dasarnya, tujuan dialaksanakannya program pengalaman lapangan (PPL) terbagi dalam 2 (dua) tujuan, yaitu:
1.2.1.      Tujuan Umum
Untuk melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dipelajari dalam situasi nyata, baik untuk kegiatan mengajar maupun tugas-tugas non mengajar dalam rangka membentuk calon guru dan tenaga kependidikan yang professional.
1.2.2.      Tujuan Khusus
Secara khusus, diselenggarakannya PPL ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar:
1.        Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administas, akademik, serta sosial sekolah tempat kerjanya kelak.
2.        Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing.
3.        Mampu menciptakan dan membawakan pembelajaran yang aktif, kreatif, serta menyenangkan bagi siswa.
4.        Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya selama latihan melalui refleksi yang merupakan salah satu cirri penting pekerjaan professional.
5.        Memiliki kemampuan mengelola program belajar mengajar (program pembelajaran)
6.        Memiliki kemampuan mengelola kelas
7.        Memiliki kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar
8.        Memiliki kemampuan merancang dan menggunakan media atau sumber belajar
9.        Memiliki kemampuan melakukan evaluasi pembejaran
10.    Mampu melaksanakan pelayanan bimbingan
11.    Mengenal dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
12.    Mampu melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler sekolah
13.   Mampu memecahkan masalah atau sbaiolusi yang efisien dan efektif baik itu masalah Kependidikan maupun Non-Kependidikan
1.3.    Motivasi Mengikuti PPL
Yang menjadi motivasi dalam mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk mengembangkan diri menjadi guru yang professional. Oleh karena itu, bantuan dan bimbingan harus didapatkan sedemikian rupa dari pihak sekolah sehingga mahasiswa calon guru dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki unjuk kerjanya.
Selain itu juga, ada beberapa hal yang juga menjadi motivasi mahasiswa calon guru   untuk mengikuti kegiatan PPL yaitu :
1.         Untuk mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, serta akademik sosial sekolah yang menjadi tempat PPL, sehingga  tidak mengalami kesulitan bila sudah terjun di tempat kerja kelak.
2.         Untuk menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi sesuai dengan apa yang sudah didapatkan dibangku kuliah dan pengalaman para pembimbing dalam situasi nyata di bawah bimbingan para pembimbing di tempat PPL.





BAB II
LAPORAN PENGENALAN LAPANGAN (OBSERVASI)

 2.1             Pengertian Observasi
Pengenalan lapangan adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan dalam PPL, yaitu suatu tahap kegiatan, untuk mengakrabkan calon guru dengan dunia sekolah melalui observasi dan lingkungan penghayatan berbagai aspek kehidupan di sekolah.

 2.2             Tujuan
Agar calon guru :
1.      Mengenal keadaan fisik  sekolah serta pengaruhnya terhadap interaksi belajar mengajar.
2.      Mengenal karakteristik guru dan siswa
3.   Mengenal pelaksanaan tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar
4.      Mengenal kurikulum sekolah

 2.3        Sasaran Observasi
         Hal-hal yang perlu diobservasi sebagai bahan yang perlu dikenal terlebih dahulu sebelum penulis berlatih mengajar adalah :
1.         Lingkungan fisik sekolah
Lingkungan fisik sekolah secara keseluruhan sangat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana belajar yang ada di dalam tiap-tiap kelas cukup mendukung meskipun belum begitu maksimal, halaman sekolah sangat luas, kondisi gedung masih baik yang terdiri dari 13 ruang belajar yaitu kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan, , dan lapangan olah raga, terdapat 1 buah kamar kecil untuk guru dan 1 buah kamar mandi untuk siswa.
2.      Perlengkapan ruang belajar
Perlengkapan ruang belajar secara umum  sudah baik, kebersihan di lingkungan sekolah cukup bersih, papan tulis mencukupi dan berkualitas dalam kegiatan belajar mengajar, kursi dan meja tersedia sebanyak siswa yang ada di dalam tiap-tiap kelas. Keadaan dan letak posisi kelas mendapat cukup sinar matahari , serta sirkulasi udara yang sejuk.  .
3.      Perpustakaan
Tersedia ruang khusus perpustakaan. Terdapat beberapa koleksi buku, baik buku pelajaran, buku cerita, buku Ensiklopedi, serta terdapat beberapa buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan sebagainya. Selain buku-buku,di perpustakaan juga sebagai tempat menyimpan alat peraga misalnya globe, peta, deka-deka matematika, KIT IPA, KIT Matematika,kerangka manusia dan sebagainya.


4.      Perangkat administrasi sekolah
Berisi tentang tata tertib sekolah, struktur organisasi sekolah, kalender pendidikan, daftar presensi guru pamong, buku induk, profil sekolah, visi dan misi sekolah dan sebagainya.

5.      Perangkat administrasi kelas
Di dalam tiap-tiap kelas terdapat skema kepengurusan kelas, jadwal pelajaran, absensi kelas, daftar piket, papan prestasi, televisi,VCD player, LCD dan sebagainya.

6.      Perangkat kurikulum
Kurikulum yang berlaku mengacu pada KTSP semua bidang studi program dalam semesteran, guru memiliki persiapan tertulis dan sebagainya.

7.      Personalia
Personalia di sekolahan MI Negeri Cikarees terdiri dari 1 kepala sekolah, 12.orang guru tetap, 12 orang guru wiyata bhakti dan 4 pegawai serta staf tata usaha lainnya. Untuk data rinci (terlampir)

 2.4             Hambatan Saat Pengenalan Lapangan (Observsi)
Hambatan yang ditemui praktikan selama kegiatan observasi adalah:
a.       Praktikan belum mengenal lingkungan sekolah.
b.      Kesulitan mengenal siswa, karena setiap siswa belum saling mengenal dengan guru PPL dan sebaliknya.
c.       Guru/praktikan belum tahu tugas dan langkah serta apa yang akan diobservasi.

 2.5      Cara Mengatasi
Adapun cara-cara untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah:
a.       Ketika waktu istirahat atau waktu luang mendekati Bapak/Ibu guru di mana saja dan diajak bicara.
b.      Ketika istirahat ikut berbicara dengan siswa dan membantu merapikan barisan dipagi hari.
c.       Meminta penjelasan dari Kepala Sekolah atau kepada bpk/ibu guru lainnya.



BAB III
LAPORAN PRAKTEK MENGAJAR TERBIMBING DAN MANDIRI

3.1    Praktek Mengajar Terbimbing

3.1.1.      Pengertian
Praktek atau Latihan Mengajar Terbimbing merupakan suatu tahapan di mana mahasiswa calon guru berlatih menerapkan keterampilan mengajar secara terintegrasi dan utuh dalam situasi mengajar yang sebenarnya di bawah bimbingan intensif dosen dan guru pamong. Dengan demikian latihan terbimbing melibatkan 3 komponen utama yaitu, komponen mahasiswa calon guru, komponen latihan dan bimbingan. kegiatan latihan terbimbing yang pada prakteknya dibimbing oleh guru pamong yang bertugas membimbing praktikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di kelas.

3.1.2    Pelaksanaan Praktek Mengajar Terbimbing
Pelaksanaan kegiatan mengajar terbimbing dimulai tanggal 17 Januari s/d 10 April 2014 sesuai jadwal yang telah ditentukan berkisar antara  jam 07.00-12.05. Adapun kelas yang digunakan untuk praktek yaitu kelas I-VI.
ü  Mata pelajaran yang diajarkan  yaitu:
1)      Ilmu Pengetahuan Alam
2)      PKn
3)      Matematika
4)      Bahasa Indonesia
5)      Ilmu Pengetahuan Sosial
Namun ada beberapa mata pelajaran  yang tidak diampu seperti agama, bahasa Inggris, penjaskes, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dan computer.


3.1.3     Langkah-Langkah Pelaksanaan Praktek Mengajar Terbimbing
Adapun langkah-langkah pelaksanaan praktek mengajar terbimbing antara lain:
1.      Meminta tugas mengajar (mata pelajaran) kepada guru kelas/pembimbing.
2.      Mencari sumber yang digunakan (buku pegangan wajib dan tambahan).
3.      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4.      Konsultasi rencana pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
5.      Menyalin RPP konsultsi ke dalam buku harian RPP rencana pelaksanaan pembelajaran.
6.      Merancang atau membuat alat peraga yang akan digunakan.
7.      Mengajar sesuai jam pelajaran sesuai yang telah ditentukan.
8.      Evaluasi mengajar (refleksi).
9.      Koreksi tes evaluasi.

3.1.4.    Hambatan dalam Praktek Mengajar Terbimbing
1.      Kurang menguasai dalam penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran
2.      Pada saat mengajar/praktek di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pelajaran karena menganggap praktikan sebagai guru PPL saja sehingga mereka mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
3.      Kesulitan dalam mendapatkan buku tambahan atau buku panduan yang lain.
4.      Kesulitan dalam merancang, membuat dan mencari alat peraga yang sesuai dalam pembelajarn yang hendak diajarkan.
5.      Kurangnya penguasaan materi pelajaran.
6.      Kurangnya kepercayaan diri dan persiapan sebelum melakukan tugas mengajar.

3.1.5.   Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua hambatan-hambatan di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
1.      Konsultasi dengan guru tentang tujuan pembelajaran.
2.      Meningkatan penguasaan kelas dan melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan.
3.      Meminjam buku di perpustkaan MI yang relevan dengan materi yang hendak diajarkan.
4.      Sebelum praktek mengajar, terlebih dahulu konsultasi dengan guru pamong mengenai alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan disajikan dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
5.      Meningkatkan penguasaan materi dengan belajar terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran di kelas.

3.2.   Praktek Mengajar Tanpa Bimbingan / Praktek Mengajar Mandiri
3.2.1.    Pengertian
Latihan mengajar mandiri merupakan tahapan paling penting dari program pengalaman lapangan (PPL). Tahap ini menuntut mahasiswa calon guru untuk menerapkan keterampilan mengajar yang terintergrasi dan utuh dalam situasi sebenarnya dengan bimbingan yang sangat minimal atau bahkan tanpa bimbingan.
Mahasiswa calon guru yang layak melakukan latihan mengajar secara mandiri adalah mahasiswa yang telah mampu:
1.      Menerapkan keterampilan mengajar yang terintergrasi dan utuh.
2.      Melaksanakan tugas administrasi kelas dan sekolah.
3.      Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
4.      Merencanakan dan melaksanakan program ekstrakurikuler.

3.2.2.   Pelaksanaan
Pelaksanaan latihan mengajar mandiri dilaksanakan pada tanggal 22 November 2012 s/d 24 Desember 2012 yang dilaksanakan antara  pukul 07.00-12.00. Adapun kelas yang digunakan untuk praktek yaitu kelas I-VI.
ü    Mata pelajaran yang diajarkan  yaitu:
1.      Ilmu Pengetahuan Alam
2.      PKn
3.      Matematika
4.      Bahasa Indonesia
5.      Ilmu Pengetahuan Sosial
Namun ada beberapa mata pelajaran  yang tidak diampu seperti agama, bahasa Inggris, penjaskes, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dan komputer.


3.2.3.    Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran terbimbing antara lain:
1.      Meminta tugas mengajar (mata pelajaran) kepada guru kelas/pembimbing.
2.      Mencari sumber yang digunakan (buku pegangan wajib dan tambahan).
3.      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4.      Konsultasi rencana pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
5.      Menyalin rencana konsul ke dalam buku harian RPP rencana pelaksanaan pembelajaran
6.      Merancang atau membuat alat peraga yang akan digunakan.
7.      Mengajar sesuai jam pelajaran sesuai yang telah ditentukan.
8.      Evaluasi mengajar (refleksi).
9.      Koreksi tes evaluasi.

3.2.4.    Hambatan dalam Praktek Mengajar Mandiri
Adapun hambatan yang ditemui praktikan dalam pelaksanaan praktek mengajar terbimbing adalah:
a.       Kurang menguasai dalam penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran
b.      Pada saat mengajar/praktek di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pelajaran karena menganggap praktikan sebagai guru PPL saja sehingga mereka mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
c.       Kesulitan dalam mendapatkan buku tambahan atau buku panduan yang lain.
d.      Kesulitan dalam merancang, membuat dan mencari alat peraga yang sesuai dalam pembelajarn yang hendak diajarkan.
e.       Kurangnya penguasaan materi pelajaran.
f.       Kurangnya kepercayaan diri dan persiapan sebelum melakukan tugas mengajar.

3.2.5.  Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua hambatan-hambatan di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
a.       Konsultasi dengan guru tentang tujuan pembelajaran.
b.      Meningkatan penguasaan kelas dan melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan.
c.       Meminjam buku di perpustkaan MI yang relevan dengan materi yang hendak diajarkan.
d.      Sebelum praktek mengajar, terlebih dahulu konsultasi dengan guru pamong mengenai alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan disajikan dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
e.       Meningkatkan penguasaan materi dengan belajar terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran di kelas.




























BAB IV
LAPORAN NON MENGAJAR

4.1.  Praktek Non Mengajar
Selain praktek mengajar praktikan  juga mendapat latihan praktek non mengajar.  Latihan non mengajar adalah latihan yang dilakukan oleh seorang praktikan di luar jam pelajaran. Latihan ini dapat dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
  Macam-Macam Praktek Non Mengajar
Adapun Praktek atau Latihan Non mengajar yang dilakukan praktikan saat PPL di MI Negeri Cikarees adalah sebagai berikut:
1.      Kegiatan Ekstrakurikuler
a.      Pengertian
Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan kurikuler dan dilaksankan di luar jam pelajaran sekolah.
b.      Jenis Kegiatan Eskstrakurikuler
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh praktikan adalah kegiatan kepramukaan. Mengingat situasi dan kondisi selama pelaksaan PPL yang selalu padat di mana setelah selesai PPL di sekolahan praktikan harus kuliah, oleh sebab itulah praktikan hanya melatih kegiatan kepramukaan dan olah raga saja serta tambahan kegiatan jeda semester.
c.       Pelaksanaan
Latihan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari jum’at, seminggu sekali setelah pulang dari sekolah. Pelaksanaan latihan ekstrakurikuler, praktikan didampingi oleh guru.
1.      Pramuka
Tempat                            : Halaman MIN Cikarees
Hari                                 : Jum’at
Waktu                             : 13.00 – 15.00
Peserta                             : Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina Siaga                 : Wiwin Winarsih S.PdI. , Rahmat Hidayat S.Pd.I.
Pembina Penggalang       : Abdul Halim S.Pd.I., Idah S.Pd.I., Neni Nurhasanah    S.Pd.I., Eni Suhaeni S.Pd.I.
2.     Baca Tulis Qur’an (BTQ)
Tempat            : Mesjid
Hari                 : Senin s/d Sabtu ba’da Shalat Dhuha
Waktu             : 09.00 – 09.30
Peserta             : Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina          : Muslim S.Pd.I.
3.      DrumBand
Tempat            : Halaman MIN Cikarees
Hari                 Sabtu
Waktu             : 12.00-13.00
Peserta             : Siswa kelas II sampai kelas VI
Pembina          : Maryam S.Pd.I.

4.      Penjaskes
Tempat            : Halaman MIN Cikarees
Hari                 Kamis dan Ahad
Waktu             : 12.30-15.00
Peserta             : Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina          : Nanang S.Pd.I. , Asep Abdul Aziz ,S.Pd I

5.      Kesenian
Tempat            : Ruangan Kelas
Hari                 Rabu
Waktu             : 12.00-13.00
Peserta             : Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina          : Abdul Hamid

6.      Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Tempat            : Ruangan Kelas
Hari                 Sabtu
Waktu             : 12.00-13.30
Peserta             : Siswa kelas IV sampai kelas VI
Pembina          : Ahmad Sholihin S.Pd.I.

2.   Jeda Semester
Kegiatan jeda semester ini dilaksanakan selama 4 hari berlangsung dari 13 Maret s/d 17 Maret 2014.

3.   Administrasi sekolah
Kegiatan administrasi sekolah yang dilakukan adalah mengisi bank data siswa, jadwal pelajaran, mengoreksi pekerjaan siswa, menempel nama pada buku tugas siswa dan sebagainya.

4.2.   Hambatan dalam Praktek Non Mengajar
Adapun hambatan yang ditemui praktikan dalam pelaksanaan praktek non mengajar adalah:
a.       Mengoreksi hasil evaluasi siswa yang sulit dibaca, khusunya kelas I dan kelas II.
b.      Dalam kegiatan pramuka siswa belum paham dan mengerti dan paham tentang materi yang disampaikan dalam kepramukaan.
c.       Melaksanakan kegiatan jeda semester mahasiswa kesulitan membuat anggaran dan jadwal kegiatan yang sesuai.
d.      Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kurang maksimal karena waktu yang diberikan sangat singkat.

4.3.   Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua hambatan-hambatan di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
a.       Meminta bantuan kepada guru kelas yang bersangkutan.
b.      Konsultasi terhadap kepada sekolah dan guru-guru.
c.       Bekerja sama dengan bpk/ibu guru.





BAB V
PENUTUP

5.1.     Kesimpulan
Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilakukan di MI Negeri Cikarees  telah memberikan manfaat yang besar bagi praktikan. Yang dulunya tidak bisa apa-apa setelah melakukan praktek PPL, Praktikan  bisa belajar menghadapi anak didik. Melalui praktek PPL yang sudah telah memberikan pembekalan untuk para mahasiswa calon guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar dan manajemen serta mampu menghadapi situasi siswa secara nyata.
Selama kurun waktu pelaksanaan PPL yang relative singkat, banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang didapat oleh penulis. Penulis mendapatkan banyak pengetahuan mengenai kondisi sekolah yang sebenarnya, sehingga hal ini akan menjadi bekal yang sangat berharga di masa yang akan datang, ketika sudah menjadi tenaga pendidik. Semoga dapat menjadi tenaga pendidik yang professional.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1.                  Kegiatan PPL ini memberikan pengalaman tentang situasi pendidikan yang ada di lapangan.
2.                  Kegiatan PPL merupakan sarana bagi praktikan dalam mengasah dan mengembangkan keterampilan mengajar di sekolah.
3.                  Pengetahuan tentang perkembangan kurikulum yang ada mutlak harus diketahui oleh seorang guru (praktikan) sehingga akan dengan mudah menyusun rencana pengajaran.
4.                  Keberhasilan dalam proses belajar sangat didukung oleh guru. Oleh karenanya dengan adanya program ini praktikan dilatih untuk menjadi guru yang sebenarnya.
5.                  Bimbingan dari dosen luar biasa dan dosen tetap sangat membantu praktikan dalam mengatasi kendala yang ada di lapangan. Karena biasanya teori yang didapat dibangku kuliah tidak sama dengan yang ada di lapangan. Oleh karenanya bimbingan dengan dosen luar biasa dan dosen tetap mutlak diperlukan.

5.2.         Saran
Dalam pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan PPL kedepannya, sehingga pelaksanaan PPL benar-benar dapat mencetakkan seorang calon guru yang memiliki kompetensi dalam mengajar dan non mengajar agar dapat menjadi tenaga guru yang profesional. Sebelumnya dengan hal tersebut kami dapat memberikan saran kepada pihak-pihak berikut :
1.      Mahasiswa Praktikan
1.                  Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia serta mampu menterjemahkan teori-teori itu dalam situasi yang rill dalam kegiatan belajar mengajar.
2.                  Menguasai bidang studi yang diajarkan
3.                  Mempunyai keterampilan teknis dalam mengajar, antara lain keterampilan merencanakan pelajaran, bertanya, menilai pencapaian siswa menggunakan strategi belajar mengajar, mengelola kelas, memotivasi siswa, dan sebagainya.
4.                  Karena bekal yang didapatkan masing kurang, maka seorang mahasiswa PPL/praktikan harus terus belajar dan berlatih untuk mengembangkan kemampuannya terutama  kompetensi yang harus dimiliki bagi calon guru kelak, seperti kompetensi paedagogis, professional, kepribadian dan sosial.  Praktikan juga dapat berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar, terutama lagi praktikan berasal dari etis yang berbeda.
2.      Guru Pamong
1.                  Guru pamong bisa lebih meningkatkan motivasi ,bimbingan dan  arahan kepada praktikan agar mahasiswa praktikan dapat berkembang dalam kemampuan mengajar dan mendidik siswa.
3.      Sekolah
1.    Lebih mempertegas lagi tugas dan wewenang para praktikan;
2.    Memonitor dan mengarahkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh praktikan.
3.    Mempasillitasi anak untuk mencurahkan segala emosi/isi hatinya, sehingga siswa tidak melampiaskannya disembarang tempat. Misalnya mencoret-coret tembok, kursi, meja bahkan didinding ruangan WC.
4.    Sarana dan prasarana madrasah dapat ditingkatkan, dan terus meningkatkan mutu atau kualitas madrasah.
5.    Mampu mempertahankan prestasi-prestasi yang sudah didapat, serta dapat meraih prestasi berikutnya.
6.    Visi dan Misi madrasah yang sudah ada  dijalankan dengan komitmen yang tinggi supaya tujuan tersebut dapat tercapai sesuai harapan bersama
4.      Siswa
1.  Ciptakan suasana yang tenang (tidak ribut) namun aktif saat belajar, serta mau memperhatikan guru saat proses  belajar berlangsung.
2.  Gunakan waktu luang yang ada untuk membaca ataupun kegiatan positif yang dapat menambah pengetahuan
3. Hendaklah bertanya dan jangan malu untuk bertanya jika ada pelajaran atau materi yang belum/sulit dimengerti.
5.      Dosen Pembimbing
1. Dosen Pembimbing bisa lebih meningkatkan frekuensi kunjungannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa praktikan serta untuk melihat perkembangan yang terjadi.
2. Memberikan motivasi dan semangat agar mahasiswa merasa di perhatikan dan diberi dukungan. 


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar: