BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Pengertian Program Pengalaman Lapangan ( PPL )
PPL merupakan kegiatan
intrakurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru sebagai muara
dari seluruh program pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK). PPL adalah suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk
menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka
pembentukan calon guru dan tenaga kependidikan yang professional. Sebagai
seorang guru nantinya wajib memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugasnya. Menurut Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008, kompetensi
yang dimaksud mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional.
Program Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan salah satu mata kuliah kulminatif pada program S1-PGSD yang
membekali mahasiswa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
melakukan praktek pembelajaran yang sesuai dengan RPP, keterampilan
mengobservasi pembelajaran dan melakukan refleksi serta menyusun laporannya.
Program Pengalaman
Lapangan (PPL) juga dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan disekolah dengan bimbingan oleh dosen/guru pamong yang ditugaskan
sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum di setiap Satuan
Pendidikan dikehendaki agar proses pembelajaran dilakukan dan diselengarakan
dengan memenuhi prinsip- prinsip tertentu. Dari peraturan pemerintah RI No. 19
Tahun 2005 ditegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan rangsangan yang cukup. Bagi prakarsa
kreatifitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kegiatan PPL
ini akan membawa mahasiswa praktikan untuk menghayati pengalaman belajar yang langsung berkaitan dengan
pembentukan kompetensi profesional secara utuh sebagai seorang guru Sekolah
Dasar ( SD ). Kompetensi profesional secara utuh terdiri dari 2 aspek
kompetensi ( kompetensi akademik dan kompetensi profesional ) yang
terintegrasi, sehingga pembentukannya tidak dapat dipisahkan. Kompetensi akademik seorang
guru SD yang hendak diwujudkan melalui PPL ini terdiri atas kemampuan:
1.
Mengenal secara mendalam peserta didik SD yang hendak dilayani
2.
Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar lima mata pelajaran di SD
3.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
4.
Mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan.
Kompetensi profesional guru SD akan terbentuk melalui
penerapan kompetensi akademik tersebut dalam konteks otentik di SD
melalui kegiatan PPL yang dilakukan secara sistematis dan intensif.
PPL dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan dengan dasar
pemikiran bahwa kemampuan mengajar itu bersifat kompleks, sehingga tidak
mungkin untuk di pelajari dan di kuasai dalam satu kegiatan saja. Adapun
tahap-tahap PPL
meliputi :
1.
Tahap Orientasi
2.
Tahap
Observasi
3.
Tahap
Pelaksanaan
4.
Tahap
Pelaporan
Pada tahap pengenalan lapangan, mahasiswa praktikan di harapkan dapat mengenal secara langsung kehidupan
nyata di sekolah (guru, murid, KBM, jadwal, sarana dan prasarana, lingkungan
sekolah, peraturan sekolah, dsb) untuk mengidentifikasi masalah-masalah di
sekolah, kemudian menganalisa materi pembelajaran
serta
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik. Selanjutnya menyusun perangkat rencana pembelajaran dan
mengembangkan materi serta media pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan PPL ini, meliputi lima mata pelajaran yaitu
PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Diharapkan dengan PPL ini, mahasiswa praktikan dapat mengembangkan kemampuan mengajar yang
inovatif.
1.2. Tujuan PPL
Pada dasarnya, tujuan dialaksanakannya program pengalaman lapangan
(PPL) terbagi
dalam 2 (dua) tujuan, yaitu:
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk melatih mahasiswa
agar memiliki kemampuan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dipelajari dalam situasi nyata, baik untuk kegiatan mengajar
maupun tugas-tugas non mengajar dalam rangka membentuk calon guru dan tenaga
kependidikan yang professional.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Secara khusus, diselenggarakannya PPL
ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar:
1.
Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administas, akademik, serta sosial
sekolah tempat kerjanya kelak.
2.
Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam
situasi nyata di bawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing.
3.
Mampu menciptakan dan membawakan pembelajaran yang aktif, kreatif, serta
menyenangkan bagi siswa.
4.
Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya selama latihan
melalui refleksi yang merupakan salah satu cirri penting pekerjaan
professional.
5.
Memiliki kemampuan mengelola program belajar mengajar (program pembelajaran)
6.
Memiliki kemampuan mengelola kelas
7.
Memiliki kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar
8.
Memiliki kemampuan merancang dan menggunakan media atau sumber belajar
9.
Memiliki kemampuan melakukan evaluasi pembejaran
10. Mampu melaksanakan
pelayanan bimbingan
11. Mengenal dan mampu
menyelenggarakan administrasi sekolah
12. Mampu melaksanakan
kegiatan ekstrakulikuler sekolah
13.
Mampu memecahkan masalah atau sbaiolusi yang efisien dan efektif baik
itu masalah Kependidikan maupun Non-Kependidikan
1.3. Motivasi
Mengikuti PPL
Yang menjadi motivasi
dalam mengikuti kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk
mengembangkan diri menjadi guru yang professional. Oleh karena itu, bantuan dan
bimbingan harus didapatkan sedemikian rupa dari pihak sekolah sehingga
mahasiswa calon guru dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki unjuk kerjanya.
Selain itu juga, ada
beberapa hal yang juga menjadi motivasi mahasiswa calon guru untuk
mengikuti kegiatan PPL yaitu :
1.
Untuk mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, serta akademik
sosial sekolah yang menjadi tempat PPL, sehingga tidak mengalami
kesulitan bila sudah terjun di tempat kerja kelak.
2.
Untuk menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi
sesuai dengan apa yang sudah didapatkan dibangku kuliah dan pengalaman para
pembimbing dalam situasi nyata di bawah bimbingan para pembimbing di tempat
PPL.
BAB
II
LAPORAN
PENGENALAN LAPANGAN (OBSERVASI)
2.1
Pengertian Observasi
Pengenalan lapangan
adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan dalam PPL, yaitu suatu tahap
kegiatan, untuk mengakrabkan calon guru dengan dunia sekolah melalui observasi
dan lingkungan penghayatan berbagai aspek kehidupan di sekolah.
2.2
Tujuan
Agar calon guru :
1.
Mengenal keadaan fisik sekolah serta pengaruhnya terhadap interaksi
belajar mengajar.
2.
Mengenal karakteristik guru dan siswa
3. Mengenal pelaksanaan
tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar
4.
Mengenal kurikulum sekolah
2.3
Sasaran Observasi
Hal-hal yang perlu diobservasi sebagai bahan yang perlu dikenal terlebih dahulu
sebelum penulis berlatih mengajar adalah :
1.
Lingkungan fisik sekolah
Lingkungan fisik
sekolah secara keseluruhan sangat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar,
sarana dan prasarana belajar yang ada di dalam tiap-tiap kelas cukup mendukung
meskipun belum begitu maksimal, halaman sekolah sangat luas, kondisi gedung
masih baik yang terdiri dari 13 ruang belajar yaitu kelas 1 sampai kelas 6, 1
ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan, , dan lapangan olah raga, terdapat 1 buah
kamar kecil untuk guru dan 1 buah kamar mandi untuk siswa.
2.
Perlengkapan ruang belajar
Perlengkapan ruang
belajar secara umum sudah baik, kebersihan di lingkungan sekolah cukup
bersih, papan tulis mencukupi dan berkualitas dalam kegiatan belajar mengajar,
kursi dan meja tersedia sebanyak siswa yang ada di dalam tiap-tiap kelas.
Keadaan dan letak posisi kelas mendapat cukup sinar matahari , serta sirkulasi
udara yang sejuk. .
3.
Perpustakaan
Tersedia ruang khusus
perpustakaan. Terdapat beberapa koleksi buku, baik buku pelajaran, buku cerita,
buku Ensiklopedi, serta terdapat beberapa buku pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan sebagainya. Selain
buku-buku,di perpustakaan juga sebagai tempat menyimpan alat peraga misalnya
globe, peta,
deka-deka matematika, KIT IPA, KIT Matematika,kerangka manusia dan sebagainya.
4.
Perangkat administrasi sekolah
Berisi tentang tata
tertib sekolah, struktur organisasi sekolah, kalender pendidikan, daftar
presensi guru pamong, buku induk, profil sekolah, visi dan misi sekolah dan
sebagainya.
5. Perangkat
administrasi kelas
Di dalam tiap-tiap kelas terdapat skema
kepengurusan kelas, jadwal pelajaran, absensi kelas, daftar piket, papan
prestasi, televisi,VCD player, LCD dan sebagainya.
6.
Perangkat kurikulum
Kurikulum yang berlaku
mengacu pada KTSP semua bidang studi program dalam semesteran, guru memiliki
persiapan tertulis dan sebagainya.
7.
Personalia
Personalia di sekolahan
MI Negeri Cikarees terdiri dari 1 kepala sekolah, 12.orang guru tetap, 12 orang
guru wiyata bhakti dan 4 pegawai serta staf tata usaha lainnya. Untuk data
rinci (terlampir)
2.4
Hambatan Saat Pengenalan Lapangan (Observsi)
Hambatan yang ditemui praktikan selama
kegiatan observasi adalah:
a.
Praktikan belum mengenal lingkungan sekolah.
b.
Kesulitan mengenal siswa, karena setiap siswa belum saling mengenal dengan guru
PPL dan sebaliknya.
c.
Guru/praktikan belum tahu tugas dan langkah serta apa yang akan diobservasi.
2.5
Cara Mengatasi
Adapun cara-cara untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut adalah:
a.
Ketika waktu istirahat atau waktu luang mendekati Bapak/Ibu guru di mana saja
dan diajak bicara.
b. Ketika
istirahat ikut berbicara dengan siswa dan membantu merapikan barisan dipagi
hari.
c.
Meminta penjelasan dari Kepala Sekolah atau kepada bpk/ibu guru lainnya.
BAB III
LAPORAN PRAKTEK
MENGAJAR TERBIMBING DAN MANDIRI
3.1 Praktek Mengajar
Terbimbing
3.1.1.
Pengertian
Praktek atau Latihan
Mengajar Terbimbing merupakan suatu tahapan di mana mahasiswa calon guru
berlatih menerapkan keterampilan mengajar secara terintegrasi dan utuh dalam
situasi mengajar yang sebenarnya di bawah bimbingan intensif dosen dan guru
pamong. Dengan demikian latihan terbimbing melibatkan 3 komponen utama yaitu,
komponen mahasiswa calon guru, komponen latihan dan bimbingan. kegiatan latihan
terbimbing yang pada prakteknya dibimbing oleh guru pamong yang bertugas
membimbing praktikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di kelas.
3.1.2
Pelaksanaan Praktek Mengajar Terbimbing
Pelaksanaan kegiatan
mengajar terbimbing dimulai tanggal 17 Januari s/d 10 April 2014 sesuai jadwal
yang telah ditentukan berkisar antara jam 07.00-12.05. Adapun kelas yang
digunakan untuk praktek yaitu kelas I-VI.
ü Mata
pelajaran yang diajarkan yaitu:
1) Ilmu
Pengetahuan Alam
2) PKn
3)
Matematika
4) Bahasa
Indonesia
5) Ilmu
Pengetahuan Sosial
Namun ada beberapa mata
pelajaran yang tidak diampu seperti agama, bahasa Inggris, penjaskes,
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dan computer.
3.1.3
Langkah-Langkah Pelaksanaan Praktek Mengajar Terbimbing
Adapun langkah-langkah
pelaksanaan praktek mengajar terbimbing antara lain:
1. Meminta
tugas mengajar (mata pelajaran) kepada guru kelas/pembimbing.
2. Mencari
sumber yang digunakan (buku pegangan wajib dan tambahan).
3. Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4.
Konsultasi rencana pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
5.
Menyalin RPP konsultsi ke dalam buku harian RPP rencana pelaksanaan
pembelajaran.
6.
Merancang atau membuat alat peraga yang akan digunakan.
7.
Mengajar sesuai jam pelajaran sesuai yang telah ditentukan.
8.
Evaluasi mengajar (refleksi).
9. Koreksi
tes evaluasi.
3.1.4.
Hambatan dalam Praktek Mengajar Terbimbing
1. Kurang menguasai
dalam penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran
2. Pada
saat mengajar/praktek di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran karena menganggap praktikan sebagai guru PPL saja sehingga mereka
mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
3.
Kesulitan dalam mendapatkan buku tambahan atau buku panduan yang lain.
4.
Kesulitan dalam merancang, membuat dan mencari alat peraga yang sesuai dalam
pembelajarn yang hendak diajarkan.
5.
Kurangnya penguasaan materi pelajaran.
6.
Kurangnya kepercayaan diri dan persiapan sebelum melakukan tugas mengajar.
3.1.5. Cara
Mengatasi
Untuk mengatasi semua
hambatan-hambatan di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
1. Konsultasi
dengan guru tentang tujuan pembelajaran.
2.
Meningkatan penguasaan kelas dan melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang
dilakukan.
3.
Meminjam buku di perpustkaan MI yang relevan dengan materi yang hendak
diajarkan.
4. Sebelum
praktek mengajar, terlebih dahulu konsultasi dengan guru pamong mengenai alat
peraga yang sesuai dengan materi yang akan disajikan dan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
5.
Meningkatkan penguasaan materi dengan belajar terlebih dahulu sebelum melakukan
pembelajaran di kelas.
3.2. Praktek Mengajar Tanpa
Bimbingan / Praktek Mengajar Mandiri
3.2.1. Pengertian
Latihan mengajar
mandiri merupakan tahapan paling penting dari program pengalaman lapangan
(PPL). Tahap ini menuntut mahasiswa calon guru untuk menerapkan keterampilan
mengajar yang terintergrasi dan utuh dalam situasi sebenarnya dengan bimbingan
yang sangat minimal atau bahkan tanpa bimbingan.
Mahasiswa calon guru
yang layak melakukan latihan mengajar secara mandiri adalah mahasiswa yang telah
mampu:
1.
Menerapkan keterampilan mengajar yang terintergrasi dan utuh.
2.
Melaksanakan tugas administrasi kelas dan sekolah.
3.
Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
4.
Merencanakan dan melaksanakan program ekstrakurikuler.
3.2.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan latihan
mengajar mandiri dilaksanakan pada tanggal 22 November 2012 s/d 24 Desember
2012 yang dilaksanakan antara pukul 07.00-12.00. Adapun kelas yang
digunakan untuk praktek yaitu kelas I-VI.
ü
Mata pelajaran yang diajarkan yaitu:
1. Ilmu
Pengetahuan Alam
2. PKn
3.
Matematika
4. Bahasa
Indonesia
5. Ilmu
Pengetahuan Sosial
Namun ada beberapa mata
pelajaran yang tidak diampu seperti agama, bahasa Inggris, penjaskes, Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK) dan komputer.
3.2.3. Langkah-Langkah
Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri
Adapun langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran terbimbing antara lain:
1. Meminta
tugas mengajar (mata pelajaran) kepada guru kelas/pembimbing.
2. Mencari
sumber yang digunakan (buku pegangan wajib dan tambahan).
3. Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4.
Konsultasi rencana pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
5.
Menyalin rencana konsul ke dalam buku harian RPP rencana pelaksanaan
pembelajaran
6.
Merancang atau membuat alat peraga yang akan digunakan.
7.
Mengajar sesuai jam pelajaran sesuai yang telah ditentukan.
8.
Evaluasi mengajar (refleksi).
9. Koreksi
tes evaluasi.
3.2.4. Hambatan dalam
Praktek Mengajar Mandiri
Adapun hambatan yang
ditemui praktikan dalam pelaksanaan praktek mengajar terbimbing adalah:
a.
Kurang menguasai dalam penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran
b. Pada
saat mengajar/praktek di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran karena menganggap praktikan sebagai guru PPL saja sehingga mereka
mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
c.
Kesulitan dalam mendapatkan buku tambahan atau buku panduan yang lain.
d.
Kesulitan dalam merancang, membuat dan mencari alat peraga yang sesuai dalam
pembelajarn yang hendak diajarkan.
e.
Kurangnya penguasaan materi pelajaran.
f.
Kurangnya kepercayaan diri dan persiapan sebelum melakukan tugas mengajar.
3.2.5. Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua
hambatan-hambatan di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
a.
Konsultasi dengan guru tentang tujuan pembelajaran.
b.
Meningkatan penguasaan kelas dan melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang
dilakukan.
c.
Meminjam buku di perpustkaan MI yang relevan dengan materi yang hendak
diajarkan.
d. Sebelum
praktek mengajar, terlebih dahulu konsultasi dengan guru pamong mengenai alat
peraga yang sesuai dengan materi yang akan disajikan dan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
e.
Meningkatkan penguasaan materi dengan belajar terlebih dahulu sebelum melakukan
pembelajaran di kelas.
BAB IV
LAPORAN NON MENGAJAR
4.1. Praktek Non Mengajar
Selain praktek mengajar
praktikan juga mendapat latihan praktek non mengajar. Latihan non
mengajar adalah latihan yang dilakukan oleh seorang praktikan di luar jam
pelajaran. Latihan ini dapat dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Macam-Macam
Praktek Non Mengajar
Adapun Praktek atau
Latihan Non mengajar yang dilakukan praktikan saat PPL di MI Negeri Cikarees
adalah sebagai berikut:
1.
Kegiatan Ekstrakurikuler
a.
Pengertian
Kegiatan
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan kurikuler
dan dilaksankan di luar jam pelajaran sekolah.
b. Jenis
Kegiatan Eskstrakurikuler
Jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan oleh praktikan adalah kegiatan kepramukaan.
Mengingat situasi dan kondisi selama pelaksaan PPL yang selalu padat di mana
setelah selesai PPL di sekolahan praktikan harus kuliah, oleh sebab itulah
praktikan hanya melatih kegiatan kepramukaan dan olah raga saja serta tambahan
kegiatan jeda semester.
c.
Pelaksanaan
Latihan ekstrakurikuler
dilaksanakan setiap hari jum’at, seminggu sekali setelah pulang dari sekolah.
Pelaksanaan latihan ekstrakurikuler, praktikan didampingi oleh guru.
1.
Pramuka
Tempat : Halaman MIN Cikarees
Hari : Jum’at
Waktu
: 13.00
– 15.00
Peserta
: Siswa
kelas I sampai kelas VI
Pembina Siaga : Wiwin Winarsih S.PdI. , Rahmat Hidayat
S.Pd.I.
Pembina Penggalang : Abdul Halim S.Pd.I., Idah S.Pd.I., Neni
Nurhasanah S.Pd.I., Eni Suhaeni
S.Pd.I.
2. Baca
Tulis Qur’an (BTQ)
Tempat
: Mesjid
Hari
: Senin s/d Sabtu ba’da Shalat Dhuha
Waktu
: 09.00 – 09.30
Peserta
: Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina
: Muslim S.Pd.I.
3.
DrumBand
Tempat
: Halaman
MIN Cikarees
Hari
: Sabtu
Waktu
: 12.00-13.00
Peserta
: Siswa kelas II sampai kelas VI
Pembina
: Maryam S.Pd.I.
4. Penjaskes
Tempat
: Halaman
MIN Cikarees
Hari
: Kamis dan Ahad
Waktu
: 12.30-15.00
Peserta
: Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina
: Nanang S.Pd.I. , Asep Abdul Aziz
,S.Pd I
5. Kesenian
Tempat
: Ruangan
Kelas
Hari
: Rabu
Waktu
: 12.00-13.00
Peserta
: Siswa kelas I sampai kelas VI
Pembina
: Abdul Hamid
6. Kelompok
Ilmiah Remaja (KIR)
Tempat
: Ruangan
Kelas
Hari
: Sabtu
Waktu
: 12.00-13.30
Peserta
: Siswa kelas IV sampai kelas VI
Pembina
: Ahmad Sholihin S.Pd.I.
2. Jeda
Semester
Kegiatan jeda semester
ini dilaksanakan selama 4 hari berlangsung dari 13 Maret s/d 17 Maret 2014.
3.
Administrasi sekolah
Kegiatan administrasi
sekolah yang dilakukan adalah mengisi bank data siswa, jadwal pelajaran,
mengoreksi pekerjaan siswa, menempel nama pada buku tugas siswa dan sebagainya.
4.2. Hambatan dalam Praktek
Non Mengajar
Adapun hambatan yang
ditemui praktikan dalam pelaksanaan praktek non mengajar adalah:
a.
Mengoreksi hasil evaluasi siswa yang sulit dibaca, khusunya kelas I dan kelas
II.
b. Dalam
kegiatan pramuka siswa belum paham dan mengerti dan paham tentang materi yang
disampaikan dalam kepramukaan.
c.
Melaksanakan kegiatan jeda semester mahasiswa kesulitan membuat anggaran dan
jadwal kegiatan yang sesuai.
d.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kurang maksimal karena waktu yang
diberikan sangat singkat.
4.3. Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua hambatan-hambatan
di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
a.
Meminta bantuan kepada guru kelas yang bersangkutan.
b.
Konsultasi terhadap kepada sekolah dan guru-guru.
c.
Bekerja sama dengan bpk/ibu guru.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilakukan di MI Negeri Cikarees telah memberikan manfaat yang besar bagi
praktikan. Yang dulunya tidak bisa apa-apa setelah melakukan praktek PPL,
Praktikan bisa belajar menghadapi anak didik. Melalui praktek PPL yang
sudah telah memberikan pembekalan untuk para mahasiswa calon guru dalam
meningkatkan kemampuan mengajar dan manajemen serta mampu menghadapi situasi
siswa secara nyata.
Selama
kurun waktu pelaksanaan PPL yang relative singkat, banyak sekali ilmu dan
pengalaman baru yang didapat oleh penulis. Penulis mendapatkan banyak
pengetahuan mengenai kondisi sekolah yang sebenarnya, sehingga hal ini akan
menjadi bekal yang sangat berharga di masa yang akan datang, ketika sudah
menjadi tenaga pendidik. Semoga dapat menjadi tenaga pendidik yang professional.
Dari
uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kegiatan PPL ini memberikan pengalaman tentang
situasi pendidikan yang ada di lapangan.
2.
Kegiatan PPL merupakan sarana bagi praktikan
dalam mengasah dan mengembangkan keterampilan mengajar di sekolah.
3.
Pengetahuan tentang perkembangan kurikulum yang
ada mutlak harus diketahui oleh seorang guru (praktikan) sehingga akan dengan
mudah menyusun rencana pengajaran.
4.
Keberhasilan dalam proses belajar sangat
didukung oleh guru. Oleh karenanya dengan adanya program ini praktikan dilatih
untuk menjadi guru yang sebenarnya.
5.
Bimbingan dari dosen luar biasa dan dosen tetap
sangat membantu praktikan dalam mengatasi kendala yang ada di lapangan. Karena
biasanya teori yang didapat dibangku kuliah tidak sama dengan yang ada di
lapangan. Oleh karenanya bimbingan dengan dosen luar biasa dan dosen tetap
mutlak diperlukan.
5.2.
Saran
Dalam pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah, ada beberapa hal yang menjadi
pertimbangan dalam pelaksanaan PPL kedepannya, sehingga pelaksanaan PPL
benar-benar dapat mencetakkan seorang calon guru yang memiliki kompetensi dalam
mengajar dan non mengajar agar dapat menjadi tenaga guru yang profesional.
Sebelumnya dengan hal tersebut kami dapat memberikan saran kepada pihak-pihak
berikut :
1.
Mahasiswa Praktikan
1.
Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia serta mampu menterjemahkan teori-teori itu dalam situasi yang
rill dalam kegiatan belajar mengajar.
2.
Menguasai bidang studi yang diajarkan
3.
Mempunyai keterampilan teknis dalam mengajar,
antara lain keterampilan merencanakan pelajaran, bertanya, menilai pencapaian
siswa menggunakan strategi belajar mengajar, mengelola kelas, memotivasi siswa,
dan sebagainya.
4.
Karena bekal yang didapatkan masing
kurang, maka seorang mahasiswa PPL/praktikan harus terus belajar dan berlatih
untuk mengembangkan kemampuannya terutama kompetensi yang harus dimiliki
bagi calon guru kelak, seperti kompetensi paedagogis, professional, kepribadian
dan sosial. Praktikan juga dapat berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan sekitar, terutama lagi praktikan berasal dari etis yang berbeda.
2.
Guru Pamong
1.
Guru pamong bisa lebih meningkatkan
motivasi ,bimbingan dan arahan kepada praktikan agar mahasiswa praktikan
dapat berkembang dalam kemampuan mengajar dan mendidik siswa.
3. Sekolah
1. Lebih
mempertegas lagi tugas dan wewenang para praktikan;
2. Memonitor
dan mengarahkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh praktikan.
3. Mempasillitasi
anak untuk mencurahkan segala emosi/isi hatinya, sehingga siswa tidak
melampiaskannya disembarang tempat. Misalnya mencoret-coret tembok, kursi, meja
bahkan didinding ruangan WC.
4. Sarana dan prasarana madrasah dapat
ditingkatkan, dan terus meningkatkan mutu atau kualitas madrasah.
5. Mampu mempertahankan
prestasi-prestasi yang sudah didapat, serta dapat meraih prestasi berikutnya.
6. Visi dan Misi madrasah yang sudah
ada dijalankan dengan komitmen yang
tinggi supaya tujuan tersebut dapat tercapai sesuai harapan bersama
4. Siswa
1. Ciptakan suasana yang tenang (tidak ribut)
namun aktif saat belajar, serta mau memperhatikan guru saat proses
belajar berlangsung.
2. Gunakan waktu luang yang ada untuk membaca ataupun
kegiatan positif yang dapat menambah pengetahuan
3. Hendaklah bertanya
dan jangan malu untuk bertanya jika ada pelajaran atau materi yang belum/sulit
dimengerti.
5. Dosen
Pembimbing
1.
Dosen Pembimbing bisa lebih meningkatkan frekuensi kunjungannya untuk
memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa praktikan serta untuk melihat
perkembangan yang terjadi.
2.
Memberikan motivasi dan semangat agar mahasiswa merasa di perhatikan dan diberi
dukungan.
0 komentar:
Posting Komentar